
Pentingnya Pendidikan Pemilih Sejak Usia Dini
Jakarta, kpu.go.id. Pembelajaran demokrasi khususnya Pemilihan Umum (Pemilu) haruslah dimulai sejak dini. Untuk itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI bekerja sama dengan Sekolah Dasar (SD) Al Azhar 20, Cibubur, menggelar "Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden" (Pilpres) di lingkungan Al Azhar, tahun 2016, Sabtu (16/4).
Bertempat di Gedung Olahraga SD Al Azhar 20, Cibubur, Jakarta, pendidikan
pra pemilih melalui simulasi Pilpres tersebut melibatkan
para murid kelas 4 SD. Dengan mengambil tema "Ayo Coblos, Jangan
Golput", antusiasme para murid terlihat dalam kegiatan
ini. Terlebih selama ini mereka hanya melihat orang tuanya saja yang
mencoblos. Sekarang, mereka pun bisa memberikan hak pilihnya dalam memilih
pemimpin mereka layaknya Pilpres sungguhan.
“Pilpres”
itu diikuti oleh 5 (lima) pasangan calon
(paslon) dengan didukung oleh masing-masing "partai politik"
diantaranya partai apel, mangga, jeruk, anggur dan pisang. Layaknya Pilpres
sungguhan, seluruh para paslon juga melakukan parade sebagai bentuk kampanye mereka untuk memaparkan visi dan misinya.
Kepala Biro Teknis dan Hupmas KPU RI, Sigit Joyowardono, mengatakan,
kegiatan ini merupakan bagian dari
konsesus KPU dalam rangka melakukan sosialisasi khususnya ditinjau dari
aspek pendidikan pemilih.
“Sebagai
suatu pendidikan, disamping melakukan fungsi kognitif sebagai bahan ajar untuk
demokrasi dan implemntasi dari pelajaran PPKN.
Termasuk psikomotorik sebagai upaya implementasi apa
yang mereka peroleh di dalam kelas untuk dijabarkan melalui
simulasi pilpres,” jelas Sigit.
Ia menargetkan, sejak dini anak-anak SD
sudah diperkenalkan pada proses
demokrasi, khususnya mengenai mekanisme pemilu, tidak hanya pilres tapi juga Pemilihan Legislatif
(Pileg) dan Pemilihan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada).
“Sekarang
sudah mulai berkembang pendidikan bahan ajar di SD dan SLTP sudah diajarkan
mengenai mekanisme kepemiluan. Sehingga kegiatan
ini untuk menyatukan pemahaman secara ril dalam pemungutan suara,” kata sigit.
“Walaupun tidak sempurna, yang terpenting mereka (siswa-red) sudah menangkap makna seperti apa mencoblos di TPS (Tempat Pemungutan Suara),” sambungnya
Sejalan dengan Sigit, Kepala Sekolah
SD Al Azhar 20,
Cibubur, Sarjiran, menjelaskan pelaksanaan simulasi pemilu sudah diperkenalkan kepada anak
sejak usia dini dan memberikan semangat dalam mengejar cita-cita.
“Kami
ingin mengenalkan kepada anak sejak dini untuk simulasi pelaksanaan pemilu dan
menekankan kepada mereka untuk mempunyai cita-cita yang tinggi seperti menjadi
presiden. Program ini juga rutin dilakukan setiap tahun,” ujarnya. (ook/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)